tidak banyak lagi yang bisa aku perbuat, selain membiarkan rekaman ingatan tentang kamu berulang di fikiran
semenjak kamu memutuskan untuk menamatkan episode drama cinta yang kita buat.
bukan kita. tapi kamu.
selalu kamu yang memutuskan kapan dan bagaimana ini akan berakhir
kemarin kamu pura-pura menyalahkan takdir. padahal semua kamu yang putuskan
aku tidak sedang menyalahkan kamu
hanya saja aku merasa kamu kurang adil
begitu banyak lembar harapan berserakan di atas lantai
coretan-coretan impian yang satu demi satu kamu hapus dari buku catatan yang pernah kita berdua rangkai
apa yang tersisa?
hanya perih yang begitu nyata
mata yang tak henti mengeluarkan tetesan demi tetesan air
sementara kamu tertawa bahagia dan sibuk menyusun cerita baru
percayalah pada suatu masa
ketika nantinya kamu merasa apa yang aku rasa
ketika hujan tak pernah berhenti di luar jendela rumahmu
bukan, bahkan akan lebih hujan di hati kamu
ketika kamu nantinya tak pernah mampu untuk kemana-mana
kamu hanya akan diam menunggu waktu
memanggilmu
ke tempat dimana kamu tak lagi bisa menghancurkan siapapun
selamat menunggu
Selasa, 26 Agustus 2014
Senin, 25 Agustus 2014
hai sayang
selamat malam, sayang..
sudah hampir setahun kita tidak saling bertegur sapa. jangankan untuk saling bertegur sapa, kita bahkan akan saling menghindar jika bertatap muka. Reflek. sepertinya begitu
atau hanya saja aku yang tak pernah siap menatap mata yang pernah ku tatap lama-lama
mendengar suara yang pernah begitu menenangkan kecemasan yang muncul tiap malam
ah sayang, apakah kamu mau untuk sekedar mendengar celotehanku soal rindu yang tak pernah ada habisnya ini?
ku rasa aku sudah tau jawabannya
entahlah sayang, harus ku buang kemana semua ini?
rasanya aku perlu membeli sebuah kotak untuk menyimpan semua ini
perkara akan ku buang atau ku kembalikan lagi padamu mungkin urusan nanti
sayang..
bahkan aku tidak pernah merasa lelah mengetik jutaan rindu yang tak mungkin ku sampaikan langsung padamu
aku tau betul kamu tidak akan pernah membaca tulisan ini
karena setau ku kamu sudah jauh melupakan aku
sayang bolehkah aku bicara terlalu banyak malam ini?
seperti malam biasanya, kamu menunggui ku bercerita mengenai banyak hal
meskipun tak ada pentingnya bagimu.
tapi aku senang kamu mendengar tiap kata yang keluar dari mulutku
aku tidak begitu paham
mengapa aku senyaman itu padamu
mungkin karena kamu tau apa yang sangat aku butuhkan
mungkin karena kamu tau aku terlalu mencintai kamu
sehingga apapun yang kamu lakukan akan segera dapat aku terima
maaf sayang.. aku terlalu mencintaimu sehingga tidak tau bagaimana caranya untuk berhenti..
sayang..
mengenai mimpi-mimpi kita yang hancur sebelum sempat kita bangun
tentang rumah yang pernah kita cita-citakan
berduaan di dalam rumah menikmati lagu-lagu kesukaan sambil menceritakan bagaimana tidak adilnya Tuhan jika saja nantinya kita akan terpisah.
sayang, ternyata bukan Tuhan yang tidak adil. tapi kamu yang membuat segalanya menjadi tidak adil bagiku.
semua yang kamu tinggalkan tetap bertahan disini
maukah kamu ambil sayang?
aku sudah tak sanggup menyimpan segalanya sendirian?
bisakah kita bagi berdua seperti dulu?
tidak.
pasti itu jawabmu kan sayang?
taukah sayang?
aku selalu mengharapkan hari dimana kamu datang dan mau mengusap air-air yang keluar dari mataku seperti tahun yang lalu.
tapi sayang, aku hanya mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah kembali
kamu tau rasanya sayang?
rasanya seperti hampir mati
mungkin sekalian saja kamu mendorong ku hingga jatuh ke jurang
aku makin tidak karuan sayang, jika kamu punya waktu mungkin kamu bisa lihat keadaanku.
tidak perlu aku tau. cukup kamu saja.
berikutnya sayang, boleh aku berterima kasih?
aku akan menulis banyak sekali terima kasih untukmu. jika terima kasih ini berhenti maka yakinlah bahwa tangisanku pun berhenti.
sudah hampir setahun kita tidak saling bertegur sapa. jangankan untuk saling bertegur sapa, kita bahkan akan saling menghindar jika bertatap muka. Reflek. sepertinya begitu
atau hanya saja aku yang tak pernah siap menatap mata yang pernah ku tatap lama-lama
mendengar suara yang pernah begitu menenangkan kecemasan yang muncul tiap malam
ah sayang, apakah kamu mau untuk sekedar mendengar celotehanku soal rindu yang tak pernah ada habisnya ini?
ku rasa aku sudah tau jawabannya
entahlah sayang, harus ku buang kemana semua ini?
rasanya aku perlu membeli sebuah kotak untuk menyimpan semua ini
perkara akan ku buang atau ku kembalikan lagi padamu mungkin urusan nanti
sayang..
bahkan aku tidak pernah merasa lelah mengetik jutaan rindu yang tak mungkin ku sampaikan langsung padamu
aku tau betul kamu tidak akan pernah membaca tulisan ini
karena setau ku kamu sudah jauh melupakan aku
sayang bolehkah aku bicara terlalu banyak malam ini?
seperti malam biasanya, kamu menunggui ku bercerita mengenai banyak hal
meskipun tak ada pentingnya bagimu.
tapi aku senang kamu mendengar tiap kata yang keluar dari mulutku
aku tidak begitu paham
mengapa aku senyaman itu padamu
mungkin karena kamu tau apa yang sangat aku butuhkan
mungkin karena kamu tau aku terlalu mencintai kamu
sehingga apapun yang kamu lakukan akan segera dapat aku terima
maaf sayang.. aku terlalu mencintaimu sehingga tidak tau bagaimana caranya untuk berhenti..
sayang..
mengenai mimpi-mimpi kita yang hancur sebelum sempat kita bangun
tentang rumah yang pernah kita cita-citakan
berduaan di dalam rumah menikmati lagu-lagu kesukaan sambil menceritakan bagaimana tidak adilnya Tuhan jika saja nantinya kita akan terpisah.
sayang, ternyata bukan Tuhan yang tidak adil. tapi kamu yang membuat segalanya menjadi tidak adil bagiku.
semua yang kamu tinggalkan tetap bertahan disini
maukah kamu ambil sayang?
aku sudah tak sanggup menyimpan segalanya sendirian?
bisakah kita bagi berdua seperti dulu?
tidak.
pasti itu jawabmu kan sayang?
taukah sayang?
aku selalu mengharapkan hari dimana kamu datang dan mau mengusap air-air yang keluar dari mataku seperti tahun yang lalu.
tapi sayang, aku hanya mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah kembali
kamu tau rasanya sayang?
rasanya seperti hampir mati
mungkin sekalian saja kamu mendorong ku hingga jatuh ke jurang
aku makin tidak karuan sayang, jika kamu punya waktu mungkin kamu bisa lihat keadaanku.
tidak perlu aku tau. cukup kamu saja.
berikutnya sayang, boleh aku berterima kasih?
aku akan menulis banyak sekali terima kasih untukmu. jika terima kasih ini berhenti maka yakinlah bahwa tangisanku pun berhenti.
- terima kasih pernah selalu ada
- terima kasih telah mengajari ku mencintai dan menjaga
- terima kasih untuk tiap senja
- terima kasih untuk setiap moment yang pernah kita lewati bersama
- terima kasih untuk setiap peluk yang sebentar maupun yang lama
- terima kasih untuk tiap cium di pipi di kening di bibir
- terima kasih untuk setiap janji yang pernah terucap, untuk setiap mimpi yang belum sempat kita realisasikan
- terima kasih untuk setiap sapaan selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat tidur, dan selamat makan baik melalui telfon bbm dan sms
- terima kasih sudah selalu siap mendengar semua keluh kesahku setiap malam pagi siang sore
- terima kasih untuk rasa sakit yang tak pernah habis
Minggu, 24 Agustus 2014
1
tahukah kamu? aku sudah lelah. lelah untuk menangisi kepergianmu.
ku pikir kamu akan kembali membawa sapaan khas kamu seperti biasa.
tapi ternyata tidak.
aku mengharapkan sesuatu yang tidak pernah kembali.
ku pikir kamu akan kembali membawa sapaan khas kamu seperti biasa.
tapi ternyata tidak.
aku mengharapkan sesuatu yang tidak pernah kembali.
Sabtu, 23 Agustus 2014
1
mungkin tulisan ini tidak akan pernah kamu baca. karena yang ku tau kamu sudah benar-benar melupakan aku.
mungkin kamu juga tidak akan pernah mau tau lagi bagaimana aku menjalani hidup yang tanpa kamu.
hanya saja yang masih aku ingat adalah aku yang selalu mengingatmu.
hanya dengan itu aku masih bisa hidup
ya, hanya dengan mengingat mu. mengingat soal kita.
mungkin kamu juga tidak akan pernah mau tau lagi bagaimana aku menjalani hidup yang tanpa kamu.
hanya saja yang masih aku ingat adalah aku yang selalu mengingatmu.
hanya dengan itu aku masih bisa hidup
ya, hanya dengan mengingat mu. mengingat soal kita.
part
aku tengah berada di satu ruang
ruang dimana hanya aku yang sanggup berkata menang.
atau mungkin sebenarnya malah bukan aku, melainkan hanya imajinasi ku yang menginginkan sebuah kenikmatan untuk terus menerus berjalan di masa lalu.
menikmati detik per detik yang hanya ada aku dan kau.
dan cinta.
mungkin.
kemudian dalam hati aku akan terus berkata, terima kasih kau telah hidup dan mampu menghidupi sebagian dari diriku yang kini entah berada dimana. terima kasih sudah mengajari ku mencintai dan menjaga. aku hanya membiarkan kekosongan yang kau tinggalkan begitu saja. ku biarkan.
bukan tak mampu untuk berjalan. hanya saja lamban dan tak tau harus melangkah kemana
maaf untuk rasa sayang yang berlebih ini..
hingga tak tau bagaimana caranya untuk berhenti.
aku sudah pernah memaksa aku yang mungkin jiwanya telah mati.
memaksa untuk mencari yang bukan kau.
tapi aku selalu kalah.
biar lah aku memiliki kau.
di masa lalu.
Sabtu, 02 Agustus 2014
bukan aku
aku berusaha bangkit dan memperbaiki segalanya.
tapi rasanya, entah mengapa aku seperti masih berputar di satu titik saja.
mungkin aku memang melangkah maju.
ya, hanya sebagian dari diriku.
sisanya entah berada dimana.
sepertinya, aku hanya bersembunyi diantara waktu yang terus berlalu
mengalir bersama air yang dalam ketidaktahuanku aku hanya berdiri di tempat yang sama. tidak kemana-mana.
seharusnya aku paham. aku hanya terus berpura-pura. bahwa tidak ada yang terjadi.
atau memang tidak ada yang perlu di khawatirkan?
lantas mengapa setiap malam aku selalu saja berkhayal untuk mati?
kenapa?
aku tak paham
kepalaku seperti mau pecah.
aku ingin berteriak sekali saja.
ini bukan aku. bukan siapa pun
siapa yang mampu memberikan jawab atas tiap tanyaku?
aku lelah, entah pada apa.
aku ingin menyerah saja
Langganan:
Postingan (Atom)