Label

Senin, 25 Agustus 2014

hai sayang

selamat malam, sayang..
sudah hampir setahun kita tidak saling bertegur sapa. jangankan untuk saling bertegur sapa, kita bahkan akan saling menghindar jika bertatap muka. Reflek. sepertinya begitu
atau hanya saja aku yang tak pernah siap menatap mata yang pernah ku tatap lama-lama
mendengar suara yang pernah begitu menenangkan kecemasan yang muncul tiap malam
ah sayang, apakah kamu mau untuk sekedar mendengar celotehanku soal rindu yang tak pernah ada habisnya ini?
ku rasa aku sudah tau jawabannya
entahlah sayang, harus ku buang kemana semua ini?
rasanya aku perlu membeli sebuah kotak untuk menyimpan semua ini
perkara akan ku buang atau ku kembalikan lagi padamu mungkin urusan nanti
sayang..
bahkan aku tidak pernah merasa lelah mengetik jutaan rindu yang tak mungkin ku sampaikan langsung padamu
aku tau betul kamu tidak akan pernah membaca tulisan ini
karena setau ku kamu sudah jauh melupakan aku
sayang bolehkah aku bicara terlalu banyak malam ini?
seperti malam biasanya, kamu menunggui ku bercerita mengenai banyak hal
meskipun tak ada pentingnya bagimu.
tapi aku senang kamu mendengar tiap kata yang keluar dari mulutku
aku tidak begitu paham
mengapa aku senyaman itu padamu
mungkin karena kamu tau apa yang sangat aku butuhkan
mungkin karena kamu tau aku terlalu mencintai kamu
sehingga apapun yang kamu lakukan akan segera dapat aku terima
maaf sayang.. aku terlalu mencintaimu sehingga tidak tau bagaimana caranya untuk berhenti..
sayang..
mengenai mimpi-mimpi kita yang hancur sebelum sempat kita bangun
tentang rumah yang pernah kita cita-citakan
berduaan di dalam rumah menikmati lagu-lagu kesukaan sambil menceritakan bagaimana tidak adilnya Tuhan jika saja nantinya kita akan terpisah.
sayang, ternyata bukan Tuhan yang tidak adil. tapi kamu yang membuat segalanya menjadi tidak adil bagiku.
semua yang kamu tinggalkan tetap bertahan disini
maukah kamu ambil sayang?
aku sudah tak sanggup menyimpan segalanya sendirian?
bisakah kita bagi berdua seperti dulu?
tidak.
pasti itu jawabmu kan sayang?
taukah sayang?
aku selalu mengharapkan hari dimana kamu datang dan mau mengusap air-air yang keluar dari mataku seperti tahun yang lalu.
tapi sayang, aku hanya mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah kembali
kamu tau rasanya sayang?
rasanya seperti hampir mati
mungkin sekalian saja kamu mendorong ku hingga jatuh ke jurang
aku makin tidak karuan sayang, jika kamu punya waktu mungkin kamu bisa lihat keadaanku.
tidak perlu aku tau. cukup kamu saja.
berikutnya sayang, boleh aku berterima kasih?
aku akan menulis banyak sekali terima kasih untukmu. jika terima kasih ini berhenti maka yakinlah bahwa tangisanku pun berhenti.
  1. terima kasih pernah selalu ada
  2. terima kasih telah mengajari ku mencintai dan menjaga
  3. terima kasih untuk tiap senja
  4. terima kasih untuk setiap moment yang pernah kita lewati bersama
  5. terima kasih untuk setiap peluk yang sebentar maupun yang lama
  6. terima kasih untuk tiap cium di pipi di kening di bibir
  7. terima kasih untuk setiap janji yang pernah terucap, untuk setiap mimpi yang belum sempat kita realisasikan
  8. terima kasih untuk setiap sapaan selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat tidur, dan selamat makan baik melalui telfon bbm dan sms
  9. terima kasih sudah selalu siap mendengar semua keluh kesahku setiap malam pagi siang sore
  10. terima kasih untuk rasa sakit yang tak pernah habis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar