Senja tidak lagi seperti dulu. Mungkin, aku tidak bgitu tau
Apa yang terjadi dalam hidupnya semenjak hari terakhir kami bertemu. Stasiun kereta api.
Beribu pelukan dan satu perpisahan.
Aku tau dari beberapa postingan nya di media sosial. Ku tangkap dia memang sedang menderita.
Entah kecewa atau terluka. Aku tak tau pasti dan tak mampu untuk sekali saja bertanya. Hanya menerka-nerka. Hingga kemudian tak ku lihat lagi postingannya di media apapun.
Matanya tak lagi teduh ku dengar dari beberapa kenalan. Muram. Kenapa kau gerangan?
Perpisahan memang selalu menyakitkan bukan?
Aku tidak pernah menyangka, kereta itu telah membawaku terlalu jauh darimu.
Entah siapa yang semakin menghindar?
Hanya saja kau tak pernah lagi membalas pesanku. Kemana kau gerangan?
Tak rindukah kau pada senduku, senja?
Aku menyesal.
Jika saja, aku membuatmu menjadi tak biasa. Tapi, aku butuh untuk kau bicara.
Katakan bagimana cara untuk mengembalikan kita pada
Kebersamaan yang sulit sekali rasanya jika pada akhirnya harus ku sebut
Dengan kata kenangan
Atau setidaknya beritau aku bagaimana kau begitu mudah menghilang?
Sesuatu berlarian di dalam otak ku senja,
Tapi aku tak tau pasti apa itu. Mungkin kau bisa menjelaskannya?
Seperti biasa, ketika tak ada lagi yang mampu aku mengerti.
Kau selalu punya jawaban dari semua pertanyaan tak masuk akal yang ku karang.
Ada yang mencoba menarik dan merampas alam sadarku, senja..
Apakah aku akan mati?
Tolong aku senja, mungkin sebentar lagi aku kehabisan kata
Dan lebih dalam terjerumus pada imajinasi yang tak mampu aku kendalikan.
Apakah aku akan gila, senja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar