kita,
menjadi sebuah kebiasaan
yang kita namai cinta
berakhir dengan kegagalan
yang kita amini
sebagai dosa
begitulah kita berlalu
mengukir begitu banyak kenangan
berharap di hapus waktu
ketika mimpi tak lagi satu
kita.
bukan lagi kekasih
yang selalu kita banggakan
tidak lagi menjadi penting
untuk diperjuangkan
kita.
pernah diam-diam saling dekap
membangun mimpi
hanya untuk kita berdua
membayangkan hidup tidak
akan menyenangkan jika
tidak bergandeng tangan
mereka benci kita
Tuhan lebih lagi
kita.
tidak peduli
pura-pura tuli
tau apa mereka?
bahagia. kita yang punya
mereka hanya iri.
pada akhirnya, Tuhan murka.
Dia ambil segala yang kita punya
tanpa sisa
kita.
terang-terangan saling benci
begitu terbuka untuk memaki
betapa kebersamaan yang sia-sia
betapa segala janji yang masih kita ingat
tidak lagi penting untuk ditepati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar