Label

Senin, 10 November 2014

menunggui kamu

sayang,
kamu pasti tau alasan mengapa aku masih menghisapnya
semata-mata hanya membutuhkan keberadaan mu
bau tanganku setelahnya adalah aroma khasmu
itulah yang kulakukan jika aku rindu padamu

sayang,
hilangkah sudah semua rindumu?
kamu pernah mengaku tak mampu hidup tanpa keberadaanku di sisimu

sayang,
jangan jadikan aku manusia
pada umumnya.
yang harus bertahan pada realita
kepedihan
yang tanpamu
biarkan aku tak jadi manusia pada umumnya
biarkan aku hidup jauh dari dunia
asalkan ada kamu

sayang,
tak rindukah kamu mendengar semua keluh kesah ku?
tak rindukah kamu mencium dahiku?
tak rindukah kamu membayangkan hal gila yang pernah kita rencakan?
tak rindukah kamu membangun mimpi bersama ku?

sayang,
semua hancur begitu saja

sebelumnya kita pernah seperti ini
kamu berpaling
dan tau saatnya pulang kepadaku

tapi kini..
ku tunggu sayang..
ini adalah waktu terlama kamu pergi
aku masih menunggu kamu kembali
memohon ampun atas khilafmu
seperti dulu

tapi otakku memaksaku untuk mempercayai keadaan
dia bilang kamu tidak akan pernah pulang
seperti sebelumnya

sayang,
haruskah ku percayai fikiranku itu?
hatiku berkata kamu akan pulang sayang..

ya.. biasanya kamu tidak pernah pergi selama ini

aku tak mampu menyuruhmu untuk pulang.
tak sanggup menerima jawabanmu.

ku pilih diam
hingga akhirnya aku benar-benar sadar
aku hanya menunggu suatu hal yang tidak akan pernah terjadi.

Rabu, 05 November 2014

kesekian

malam ini adalah malam kesekian ketika aku berusaha cepat-cepat
menuntaskan segala yang aku kerjakan
ingin sekali aku rebah diatas kasur sambil memejamkan mata
membayangkan apa yang sedang kau lakukan sekarang
masih menjadi bagian yang aku sukai setiap malam sebelum alam mimpi membawaku jauh pergi dari kehidupan nyata

kemudian pada akhirnya, kau selalu saja muncul sambil memamerkan senyum bahagia mu
oh.. bukan karena kau bertemu denganku
melainkan kau tengah asyik
mengacuhkan ku.
kau hanya menengok sekali untuk berkata, "aku baik-baik saja. aku sudah bahagia."
berulang dan berulang
entah. tidak pernah membuatku jera
andai saja aku punya kekuatan lebih untuk memberanikan diri mencari tau nomor ponselmu
untuk sekedar mencari tau
kaukah itu?
kaukah yang tiap malam mengirimiku kepedihan
lewat mimpi saja kau enggan untuk sekedar berdamai denganku
katakanlah, sisa sedikit rindu yang selalu kau simpan untuk ku
lagi-lagi bukan aku jawabmu.
aku masih terlalu yakin bahwa ada yang belum terselesaikan antara kita
ah.. mungkin saja aku yang terlalu penasaran?
atau mungkin memang aku yang sesayang itu?
kau pasti tertawa melihatku masih saja membandingkan beberapa pertanyaan
melihat dan mencari beberapa kemungkinan
seandainya kau masih  ingat.

Selasa, 04 November 2014

maka

aku selalu bermimpi agar aku bisa saja tidak tahan untuk segera menelfonmu
tunggu.
aku tidak punya nomermu
tapi bisa saja aku mencari tau
ingin sekali aku untuk sekedar berbagi kabar
dan segera menyudahi perasaanku yang belum selesai ini
dengan persetujuan kita
tapi..
aku tau kamu pasti selalu takut untuk mendengar suara ku
takut kalo-kalo aku menahanmu lagi
seperti yang kita selalu lakukan
persetujuan mengakhiri malah menjadi ajang pertemuan untuk saling berpelukan
dan diakhiri kalimat 'aku gamau pisah'
ya. aku pun takut itu akan terjadi
kita sama-sama tidak menyadari
bahwa ternyata aku sesayang itu sama kamu
maka ku tahan ego ku
selama aku mampu
ku nikmati tiap perih
maka
berlarilah lebih cepat lagi
hingga aku tak kan sanggup mengejarmu

tak ada kamu

kamu tak memberikan celah untuk aku sekedar menyapa mu
tapi kamu lupa
kamu tidak menutup pintumu pada rinduku yang selalu menggebu
berlarian di sela tidur ku yang tak pernah panjang
mimpi.
kamu selalu hadir dan membawa kabar yang selalu membuat ku menangis pada akhirnya
kamu selalu bilang bahwa kamu sudah bahagia
aku sulit menjawab
maka ku beri senyum paksa sebagai pengganti ketidak relaan aku melihat kamu begitu bahagia
tanpa aku
selalu berulang ketika aku betul merindui kamu
kemudian disusul dengan sesak di pagi hari
terbangun di dunia yang tidak aku ingini
tanpa kamu
pun kenyataannya di alam mimpi
kamu memberi kabar kebahagianmu
entah harus dimana lagi aku harus berada

Jumat, 03 Oktober 2014

luka

aku seperti tengah berdiri di atas pecahan kaca yang berserakan.
jika aku melangkah maka luka di kaki ku akan semakin parah
mundur pun akan makin berdarah
tapi jika aku hanya diam dan tidak kemana-mana
pecahan-pecahan kaca ini akan terus menelusup masuk menyayat ke daging
sakitnya sungguh dapat terbayang kan?
aku tak bisa kemana-mana
pun melakukan apa-apa
yang ku butuhkan hanyalah melangkah ke tempat dimana pecahan kaca itu tidak ada
lantas mengobati tiap luka di kakiku dengan betadine, kapas, air, dan alkohol
sebelumnya aku harus memastikan apakah luka ini sudah sangat parah atau belum
jika parah mungkin aku sangat butuh dokter dan penangan serius
aku tau mungkin kakiku akan sembuh.. tentu saja itu membutuhkan waktu
tergantung seberapa parahnya kan?
dan mungkin akan sulit digunakan untuk melangkah seperti biasa...

mungkin pecahan kaca ini adalah harapan
yang kamu sengaja letakkan di pinggir meja
hingga akhirnya tergeser dan jatuh ke lantai
pecah berserakan
remuk
hingga ke bagian terkecil
dan aku..
hanya kebagian menginjak pecahan demi pecahan yang kamu pecahkan
mungkin kamu tak pernah paham bahwa membenci itu teramat sulit


aku melirik sebentar ke arah mu,
dengan mengagumkan kamu melompat
melewati setiap pecahan kaca yang kamu jatuhkan
aku hanya bisa berdecak iri
oh.. seandainya kakiku sepanjang kakimu
atau mungkin tekadku sekuat tekadmu
bukan.
mungkin takdirku adalah melangkah melewati setiap pecahan kaca ini

dalam tiap tangisku menahan perih ini.. aku berdoa hingga saatnya nanti aku mampu melangkah
paling tidak aku akan membersihkan tiap darah yang menetes
paling tidak aku mampu memberi kesembuhan bagi diriku sendiri
bukan kamu
juga bukan siapa
hingga akhirnya aku sadar
luka yang sebenarnya mampu terobati hanya dengan diri sendiri
jika dengan yang lain
maka aku akan terus berpengharapan pada sesuatu yang tidak akan pernah pasti
itu hanya akan menimbulkan luka-luka yang lain
yang mungkin akan lebih sulit untuk diobati

Senin, 22 September 2014

tidak ada kita

semenjak lagu yang kita dengar tak lagi sama
semenjak kata yang kita ucap tak lagi serupa
kita sudah sejauh ini..
berlari meninggalkan masing-masing dari kita
hanya bedanya kamu berlari.. bahkan terlalu cepat
dan aku masih berjalan begitu lambat
bahkan terkadang, aku masih saja terhambat.
kenangan.
aku nyaris terlambat.
sementara kamu mungkin sudah sampai pada
dimana akhirnya kamu merumahkan cintamu
bukan pada rumah yang dulu kita impikan
pada akhirnya
kita menjadi asing, mungkin kita lupa kita pernah seiring
kita.
mungkin sebaiknya aku sudah tidak menggunakan kata kita lagi
karena kini sudah tak ada lagi yang tersisa
aku dan kamu. masing-masing
bukan kita.

Rabu, 03 September 2014

ijinkan

karena hanya pada ruang kosong inilah rinduku padamu tumpah ruah.
tidak ada yang menganggu dan tidak ada yang protes
hanya ada aku
dan kamu.
ijinkan aku untuk selalu memiliki kamu.
di masa lalu.

rindu

selamat malam lagi sayang..
apa kabarmu hari ini?
maaf karena aku menyapamu.. menyapa imaji ku soal kamu
kamu tidak terganggu bukan?karena aku tau kamu tidak akan mungkin membaca tulisan ku ini
untuk kesekian kalinya aku akan menyapa bayangmu dengan berjuta rindu
jadi begini sayang,
tadi siang aku akhirnya memutuskan ke kampus dengan mengendarai sepeda motor seorang diri
sekarang aku mandiri kan sayang?
aku bukan lagi tuan puteri yang biasa kamu antar jemput,
bukan lagi anak manja yang selalu kamu temenin kemana-mana
mungkin kamu tertawa jika membaca bagian ini
entah geli atau malah tertawa sinis
tak apa sayang
tapi lagi-lagi, kamu kan tidak mungkin membaca tulisan ku ini.
pernah suatu waktu aku ingin sekali mengirimkan tulisan ku ke alamat email kamu seperti dulu
ah tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mengganggumu satu kali pun
seperti maumu sayang
aku pun tidak mau nantinya berharap kamu akan sudi membacanya. barangkali langsung kamu hapus begitu saja.
kembali lagi ke maksud ku menulis ini sayang, tadi siang aku berangkat ke kampus dengan lancar tujuannya sih ingin legalisir ijasah saja..
pulangnya aku kesorean sayang,
di perjalanan pulang, tiba-tiba aku ingat kamu..
rindu suka datang tiba-tiba ya sayang?
dan tanpa ampun kenangan soal kita terlintas begitu saja
aku jadi melamun dijalanan..
tentu kamu tidak terganggu kan dengan rinduku yang diam-diam ini?
dan sayang... lucunya tadi aku memutari semua tempat kenangan kita..
yaa..perkara rindu. aku tidak tau menau
begitu tersadar aku sudah tersasar di depan tempat kita biasa bercanda berdua.
rasanya aku ingin berhenti disitu sebentar atau mungkin berharap aku jadi patung sekalian di tempat itu. senja sayang.
perpaduan yang pas kan?
itu tempat kita pernah tertawa-tawa bahkan menangis bersama.
mungkin jika kamu ada kamu juga akan terbawa suasana.
oh iya aku lupa. kamu tidak akan mungkin ingat aku lagi jika disana
kamu kan sudah bersama yang lain..
maaf ya sayang aku terlalu ngelantur
sayang, apakah kini aku sama terkutuknya dengan kamu?
maaf ya sayang aku hanya berfikir Tuhan tidak berkesudahan menghukumku atas kesalahan kita berdua
sayang, boleh aku jujur kali ini?
aku capek sayang terus berpura-pura lupa sama kamu
dan yang lebih parahnya aku selalu berpura-pura baik-baik saja semenjak perginya kamu
sayang, bisakah kamu menyapa ku satu kali saja?
mungkin tidak. Tuhan pun tidak akan ijinkan.
beberapa hari ini aku selalu merindukan kamu sayang
apakah kamu baik-baik saja?
jika kamu baca ini..
ah lupakan.. kamu tidak akan pernah mungkin membaca tulisan ini.

tapi orang bilang tidak ada yang tidak terengkuh oleh doa
benarkah itu sayang?
lalu aku harus berdoa apa mengenai kamu?
jika kamu tau kamu beritau aku ya sayang..
maaf ya sayang untuk segala rindu yang tak tau malu ini..

Selasa, 26 Agustus 2014

2

tidak banyak lagi yang bisa aku perbuat, selain membiarkan rekaman ingatan tentang kamu berulang di fikiran
semenjak kamu memutuskan untuk menamatkan episode drama cinta yang kita buat.
bukan kita. tapi kamu.
selalu kamu yang memutuskan kapan dan bagaimana ini akan berakhir
kemarin kamu pura-pura menyalahkan takdir. padahal semua kamu yang putuskan
aku tidak sedang menyalahkan kamu
hanya saja aku merasa kamu kurang adil
begitu banyak lembar harapan berserakan di atas lantai
coretan-coretan impian yang satu demi satu kamu hapus dari buku catatan yang pernah kita berdua rangkai
 apa yang tersisa?
hanya perih yang begitu nyata
mata yang tak henti mengeluarkan tetesan demi tetesan air
sementara kamu tertawa bahagia dan sibuk menyusun cerita baru
percayalah pada suatu masa
ketika nantinya kamu merasa apa yang aku rasa
ketika hujan tak pernah berhenti di luar jendela rumahmu
bukan, bahkan akan lebih hujan di hati kamu
ketika kamu nantinya tak pernah mampu untuk kemana-mana
kamu hanya akan diam menunggu waktu
memanggilmu
ke tempat dimana kamu tak lagi bisa menghancurkan siapapun
selamat menunggu

Senin, 25 Agustus 2014

hai sayang

selamat malam, sayang..
sudah hampir setahun kita tidak saling bertegur sapa. jangankan untuk saling bertegur sapa, kita bahkan akan saling menghindar jika bertatap muka. Reflek. sepertinya begitu
atau hanya saja aku yang tak pernah siap menatap mata yang pernah ku tatap lama-lama
mendengar suara yang pernah begitu menenangkan kecemasan yang muncul tiap malam
ah sayang, apakah kamu mau untuk sekedar mendengar celotehanku soal rindu yang tak pernah ada habisnya ini?
ku rasa aku sudah tau jawabannya
entahlah sayang, harus ku buang kemana semua ini?
rasanya aku perlu membeli sebuah kotak untuk menyimpan semua ini
perkara akan ku buang atau ku kembalikan lagi padamu mungkin urusan nanti
sayang..
bahkan aku tidak pernah merasa lelah mengetik jutaan rindu yang tak mungkin ku sampaikan langsung padamu
aku tau betul kamu tidak akan pernah membaca tulisan ini
karena setau ku kamu sudah jauh melupakan aku
sayang bolehkah aku bicara terlalu banyak malam ini?
seperti malam biasanya, kamu menunggui ku bercerita mengenai banyak hal
meskipun tak ada pentingnya bagimu.
tapi aku senang kamu mendengar tiap kata yang keluar dari mulutku
aku tidak begitu paham
mengapa aku senyaman itu padamu
mungkin karena kamu tau apa yang sangat aku butuhkan
mungkin karena kamu tau aku terlalu mencintai kamu
sehingga apapun yang kamu lakukan akan segera dapat aku terima
maaf sayang.. aku terlalu mencintaimu sehingga tidak tau bagaimana caranya untuk berhenti..
sayang..
mengenai mimpi-mimpi kita yang hancur sebelum sempat kita bangun
tentang rumah yang pernah kita cita-citakan
berduaan di dalam rumah menikmati lagu-lagu kesukaan sambil menceritakan bagaimana tidak adilnya Tuhan jika saja nantinya kita akan terpisah.
sayang, ternyata bukan Tuhan yang tidak adil. tapi kamu yang membuat segalanya menjadi tidak adil bagiku.
semua yang kamu tinggalkan tetap bertahan disini
maukah kamu ambil sayang?
aku sudah tak sanggup menyimpan segalanya sendirian?
bisakah kita bagi berdua seperti dulu?
tidak.
pasti itu jawabmu kan sayang?
taukah sayang?
aku selalu mengharapkan hari dimana kamu datang dan mau mengusap air-air yang keluar dari mataku seperti tahun yang lalu.
tapi sayang, aku hanya mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah kembali
kamu tau rasanya sayang?
rasanya seperti hampir mati
mungkin sekalian saja kamu mendorong ku hingga jatuh ke jurang
aku makin tidak karuan sayang, jika kamu punya waktu mungkin kamu bisa lihat keadaanku.
tidak perlu aku tau. cukup kamu saja.
berikutnya sayang, boleh aku berterima kasih?
aku akan menulis banyak sekali terima kasih untukmu. jika terima kasih ini berhenti maka yakinlah bahwa tangisanku pun berhenti.
  1. terima kasih pernah selalu ada
  2. terima kasih telah mengajari ku mencintai dan menjaga
  3. terima kasih untuk tiap senja
  4. terima kasih untuk setiap moment yang pernah kita lewati bersama
  5. terima kasih untuk setiap peluk yang sebentar maupun yang lama
  6. terima kasih untuk tiap cium di pipi di kening di bibir
  7. terima kasih untuk setiap janji yang pernah terucap, untuk setiap mimpi yang belum sempat kita realisasikan
  8. terima kasih untuk setiap sapaan selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat tidur, dan selamat makan baik melalui telfon bbm dan sms
  9. terima kasih sudah selalu siap mendengar semua keluh kesahku setiap malam pagi siang sore
  10. terima kasih untuk rasa sakit yang tak pernah habis

Minggu, 24 Agustus 2014

1

tahukah kamu? aku sudah lelah. lelah untuk menangisi kepergianmu.
ku pikir kamu akan kembali membawa sapaan khas kamu seperti biasa.
tapi ternyata tidak.
aku mengharapkan sesuatu yang tidak pernah kembali.

Sabtu, 23 Agustus 2014

1

mungkin tulisan ini tidak akan pernah kamu baca. karena yang ku tau kamu sudah benar-benar melupakan aku.
mungkin kamu juga tidak akan pernah mau tau lagi bagaimana aku menjalani hidup yang tanpa kamu.
hanya saja yang masih aku ingat adalah aku yang selalu mengingatmu.
hanya dengan itu aku masih bisa hidup
ya, hanya dengan mengingat mu. mengingat soal kita.

part

aku tengah berada di satu ruang
ruang dimana hanya aku yang sanggup berkata menang.
atau mungkin sebenarnya malah bukan aku, melainkan hanya imajinasi ku yang menginginkan sebuah kenikmatan untuk terus menerus berjalan di masa lalu.
menikmati detik per detik yang hanya ada aku dan kau.
dan cinta.
mungkin.
kemudian dalam hati aku akan terus berkata, terima kasih kau telah hidup dan mampu menghidupi sebagian dari diriku yang kini entah berada dimana. terima kasih sudah mengajari ku mencintai dan menjaga. aku hanya membiarkan kekosongan yang kau tinggalkan begitu saja. ku biarkan.
bukan tak mampu untuk berjalan. hanya saja lamban dan tak tau harus melangkah kemana
maaf untuk rasa sayang yang berlebih ini..
hingga tak tau bagaimana caranya untuk berhenti.
aku sudah pernah memaksa aku yang mungkin jiwanya telah mati.
memaksa untuk mencari yang bukan kau.
tapi aku selalu kalah.
biar lah aku memiliki kau.
di masa lalu.

 

Sabtu, 02 Agustus 2014

bukan aku

aku berusaha bangkit dan memperbaiki segalanya.
tapi rasanya, entah mengapa aku seperti masih berputar di satu titik saja.
mungkin aku memang melangkah maju.
ya, hanya sebagian dari diriku.
sisanya entah berada dimana.
sepertinya, aku hanya bersembunyi diantara waktu yang terus berlalu
mengalir bersama air yang dalam ketidaktahuanku aku hanya berdiri di tempat yang sama. tidak kemana-mana.
seharusnya aku paham. aku hanya terus berpura-pura. bahwa tidak ada yang terjadi.
atau memang tidak ada yang perlu di khawatirkan?
lantas mengapa setiap malam aku selalu saja berkhayal untuk mati?
kenapa?
aku tak paham
kepalaku seperti mau pecah.
aku ingin berteriak sekali saja.
ini bukan aku. bukan siapa pun
siapa yang mampu memberikan jawab atas tiap tanyaku?
aku lelah, entah pada apa.
aku ingin menyerah saja

Minggu, 13 Juli 2014

saya tidak tau.

begitu saja.. ketika yang lain sudah mulai sibuk menyeriusi segala kehidupan
saya malah masih mencari apa itu hidupsaya masih bertanya apa yang saya cari dan apa yang saya mau
entahlah.. saya malah terus-terus an memohon agar Tuhan panggil saya saja sekarang.
saya seperti kehilangan arah. saya tidak tau harus kemana?
segala disini membuat saya muak
saya ingin pergi
tapi saya pun tidak tau harus kemana 
dan terlebih harus berbuat apa
saya ingin menangis teriak
seperti ada robekan yang semakin membesar tiap detiknya
saya lelah.
dan tidak dapat berbuat apa-apa.
apa yang harus saya temukan untuk membuat saya tidak seperti ini?
saya tidak tau.
saya tidak tau.
saya tidak tau.

Kamis, 10 Juli 2014

'

kita pernah sama-sama saling melepas untuk sekedar mencari nafas baru namun yang kita temui hanyalah sesak hingga akhirnya kita memutuskan lagi-lagi saling dekap
kita pernah seberusaha itu untuk pergi, namun ujung-ujungnya kita tersesat dan kembali pulang

little bit love

pernah dalam hidup kamu ngerasa kalo kayaknya kamu ga akan pernah lagi jatuh cinta atau minimal ngerasa sayang kayak kamu pernah ngerasa sayang sebelumnya?

apakah itu hanya lah perasaan sesaat ataukah memang ada yang seumur hidup hanya menyimpan cinta untuk seseorang tanpa bisa memiliki hingga ia hanya hidup sendirian hingga sisa umurnya habis?

apakah itu namanya penantian?cinta sejatikah?

mungkinkah ada seseorang yang begitu mati perasaannya terhadap cinta lain?

benarkah ia tidak bisa membuka hatinya untuk yang lain? atau kah hanya karena ego nya saja?atau kebodohannya?

terkadang ternyata cinta bukanlah suatu hal yang remeh. sama saja seperti mencari pasangan kan? semua orang bilang kita hidup berpasangan.. namun adakah seseorang yang jelas menderita seumur hidupnya hanya karena tidak bisa jatuh cinta kepada lain orang? dengan rela melihat dan mendengar orang tercinta bahagia dengan yang lain. sementara ia jelas bersusah payah membuka hati dan dirinya. tapi selalu terbentur pada kehampaan.

ternyata sampai disini ini menjadi persoalan yang sungguh serius untuk hidupnya kan? bukan lagi perkara suka dan pacaran. tapi adakah pendamping hidup untuknya?

apa yang ditunggunya?

entahlah.. dia sendiri tidak bisa memastikan.

hatinya sungguh beku.

mungkin dia hanya ingin dilahirkan kembali sekarang ketimbang tersiksa batin hanya karena cinta yang mereka bilang sepele.

cinta nya bukanlah cinta yang orang-orang gemborkan lewat media manapun. bukan cinta yang bisa dengan leluasa bicara, bukan cinta yang leluasa melihat mendengar menyentuh merasa. cinta nya diam. bisu. tuli.

hanya hati yang semakin hari semakin membunuhnya perlahan. dalam doa nya ia selalu berusaha bicara pada Yang Maha Kuasa, Tuhan.. adakah cinta untuk ku di dunia ini? cinta seperti yang orang lain banggakan. yang bisa menemani hingga habis sisa umurku.

banyak pertanyaan yang ia ajukan untuk-Nya dan untuk dirinya sendiri. tapi lagi-lagi selalu sama. tak ada jawaban.

atau mungkin terlalu lamban dan tak paham mengartikan jawaban dari tiap doa nya?

adakah?

Senin, 10 Maret 2014

spasi

spasi ini mengingatkanku pada pagi dimana kita pernah berbagi
aku mulai mengerti mengenai hal-hal yang ingin kau batasi dalam setiap pembicaraan kita
seperti ada jeda antara kita
beberapa kata yang sengaja dibuat manis
atau kenangan yang membuat teriris
hari-hari dimana kita pernah tersenyum manis bersama
atau kamu sudi melihat detik-detik yang mulai membasi ketika muncul keengganan mu untuk berbagi
sebelum akhirnya, aku melihatmu pergi
karena aku mulai menghianati kita,
bahwa dalam kebersamaan kita tidak boleh ada cinta.

Sabtu, 01 Februari 2014

I

Kepada kamar yg selalu menjadi saksi bisu keberadaan dua manusia yg pernah menjalin sebuah kemesraan batin bernama cinta.
Kami masih diam, membiarkan asap rokok mengepul di seluruh ruangan sempit yg beradu dari mulut masing-masing dari kami. Sesekali dia mengganti2 volume kipas angin. Resah. Televisi dibiarkan bisu. Sama-sama tau dan tak mau menau..sejam berlalu, dua, tiga, empat jam. kami masih berdiam. Malas bicara. Hanya mengganti posisi. Dia mendekapku. Lebih erat dari biasanya, dari matanya terpancar emosi yg sulit ku jelaskan. Barusan tadi, aku hanya mempertanyakan keresahan. Ternyata dia gundah sekarang. Tapi Tetap berusaha meyakinkan. Menggenggam tanganku. Kepedihan yang membahagiakan. 
Segenap usaha, aku berkata.. apapun yg terjadi kamu berhak bahagia. Lebih dari aku atau siapapun. Lebih dari cukup kamu memberikan hidup dan kebahagiaan dalam hidupku yg telah ditinggalkan.
dia masih diam, enggan menanggapi. Melepas pelukannya dan kembali membakar rokoknya.. hanya menunduk. Aku tersulut. Menantang penuh ke matanya. Dia menatapku lemah meminta belas kasihan. 'Aku mencintaimu. Kamu hidupku. Entah apa yg terjadi tanpa kamudi sini.' Menunjuk hatinya. Tersedu. Pilu. Hatiku hancur melihat nya sesendu itu. Aku memeluknya erat. Seakan tak memperbolehkan satu orang pun mengambilnya. Kami kembali membisu. Hanya tangisan pilu dan teriakan-teriakan tak jelas keluar dari hati. Rasa haru bahagia dan kepedian bercampur menjadi satu. Baru kali ini aku merasa amat di cintai...

Demi kereta yang seringkali membawaku kepadanya.. atau membawa kami dalam satu tujuan bersama. Seringkali aku kelelahan dan tertidur di pundaknya. Dia selalu siap kapanpun aku butuh. Tanpa aku minta. Atau demi stasiun yg selalu menjadi tempat dia mengantarkan ku kemudian menjemput kedatanganku berpulang ke genggaman tangannya.. favorit kan?tanpa ragu dia mencium keningku sambil berbisik, 'jangan nakal ya' .. yg selalu kutanggapi dengan senyuman nakal.

Demi hari-hari yg tak akan pernah habis kami isi berdua dengan tawa dan tangis. Demi keresahan yg selalu kami perjuangkan. Demi semua yg telah hilang..

Ya.. itu berulang taun ke taun. Hingga hilang. Hilang. Entah karna jaman atau keputusasaan.
Ketika stasiun tidak lagi seramah dulu.. ketika kereta tidak senyaman saat  kamu masih di sebelahku atau saat kamu masih menemaniku melalui pesan2 singkat yg isinya 'aku kangen, cepet sampe dong'
Mungkin..
Ketika hatimu merengkuh hati yg lain..
Ketika aku kesulitan bernafas melihatmu menggandeng tangan yg bukan aku..

Kamu memaksa ku mencintaimu. Tidak, itu mauku. Kamu memaksa aku mendampingimu. Tidak, itu bahagiaku. Kamu memaksa aku meninggalkanmu. Tidak, aku akan hancur.
Maka biarlah, kamu yg tinggalkan aku. Aku tetap disini. Mengiringi kepergianmu dg doa yg bahkan aku sendiri tidak mempercayainya.. bahagialah.. bahkan ketika tanganmu tak lagi menggenggamku, pelukmu tak lagi mereda tangisku. Aku makin mencintaimu..