Label

Jumat, 18 Desember 2015

hidup yang belum usai

banyak sekali pikiran, kata-kata ingin tertuang.
tapi apalagi kalau bukan seputar tentang hidup?
bagaimana kita bisa bertahan dan memahami apa yang baru saja terjadi
tentang bisa atau tidak kita menyikapi segala bentuk kekecewaan disertai penyesalan.
bagaimana caranya untuk berfikir ulang apa yang sesungguhnya diinginkan?
terus berbesar hati ketika segala yang dilalui tidak seperti yang semestinya.
banyak sekali yang saya inginkan untuk terus terjadi dalam kehidupan. Harapan dan mimpi yang ketinggian.
apakah terlalu berlebihan jika apa yang kita inginkan hanyalah membuat keadaan menjadi semakin sepadan dengan apa yang diharapkan?
banyak sekali yang ingin saya pertanyakan mengenai kemampuan seperti apa yang benar jika ingin bertahan?
kita hanya terus belajar, memaklumi beberapa pernyataan menyedihkan untuk pertanyaan yang diajukan
bukankah bulan selalu tepat waktu?
bukankah matahari tidak pernah meninggalkan siang?
terlalu banyak pilihan membuat batin semakin tertekan.
tidak ada pilihan membuat hati resah yang semakin.
fikirkan apa yang benar-benar dibutuhkan?
jika hujan maka nikmati,
jika terang jangan memohon redup.
pada akhirnya semua akan tergantikan.
kelahiran dan kematian.
pertemuan dan perpisahan.
jika lagi-lagi kamu bingung dan makin meresahkan apa yang terjadi barusan
itu namanya kamu masih berfikir.
bahagialah karena otakmu masih bekerja dengan baik.

Jumat, 11 Desember 2015

awal.

beberapa orang memiliki banyak kesempatan tapi tidak tau bagaimana cara menggunakannya dengan baik.
sudah terlalu lama ketika pagi terasa semakin nyeri,
ketika tersadar dari mimpi dan membenci
tidak ada yang lebih buruk dari kenyataan bahwa aku membenci hidup, bahkan membenci diri sendiri.
mengabaikan segala bentuk kasih, aku tidak menengok ke sekililing,
betapa segala yang ada tidak pernah aku nikmati dengan semestinya.
aku benci segala bentuk kehilangan. tapi aku tidak tau bagimana menjaga sesuatu agar tetap pada tempatnya.
betapa segala pilihan yang melahirkan penyesalan di hari berikutnya.
aku terlalu lama tertidur dalam khayalan yang ku karang sendiri. dimana hanya ada aku. tidak yang lain.
aku mencintai untuk kemudian tidak menikmati. begitu ada sesuatu yang dirasa tak cukup aku dengan cepat akan merasa benci. bahkan aku tidak tau apa yang sesungguhnya aku inginkan, aku butuhkan.
tapi hidup tidak bisa diajak kompromi. dengan cepat waktu mampu mengubah segalanya dan aku masih saja berdiam merayakan kehilangan. menikmati perih dari sisa-sisa kenangan.
bagaimana mungkin berbahagia dalam keadaan membenci apa yang dimiliki?
untuk kemudian merasa tidak puas dan ingin sekali mengoreksi doa barusan.
Tuhan Maha Adil. apa aku percaya? ketika segala sirna, bahkan rasa percaya pun tak mampu ku genggam.
sudah terlalu lama, tertinggal dalam kepedihan yang kunimati pada dini hari yang terus berganti.

ketika menginginkan sesuatu aku akan terlalu berusaha tapi ketika mendapatkannya aku tidak menikmatinya dengan sempurna.
itu adalah titik dimana aku sudah merasa gagal. padahal satu cara agar semua terasa lebih mudah adalah dengan menikmati, mensyukuri. mampukah aku kembali?
aku rasa aku tidak perlu kembali untuk mengais apa yang tersisa. karena apa yang tersisa dari semua yang sudah sia-sia?
hanyalah luka.

ini adalah bagian dimana aku harus memulai dari awal.
mengambil banyak pelajaran.
menjadikannya sebagai bahan pertimbangan mau di bawa kemana hidup ku sekarang?

Rabu, 09 Desember 2015

*****

mungkin bukanlah kau yang membuat rindu ini semakin perih.
kenyataannya banyak sekali hal yang belum sempat kita lakukan bersama.
tentang kemana esok kita akan pergi?
atau bagaimana jadinya nanti jika suatu waktu kita benar akan berpisah

kita hanyalah pemimpi, berkhayal setiap waktu.
kita tidak berharap, tidak juga berdoa.
kita hanya pura-pura tidak menyadari bahwa segala yang kita punya hanyalah percuma.
apa yang sudah kita bangun pada akhirnya akan hancur.
entah karena keadaan, paksaan, ataukah kesadaran.

dan hari yang tidak pernah dinantikan pun akhirnya datang,
ketika apa yang kita sebut dengan cinta berubah jadi duka.
ketika ternyata bukanlah hal yang kita takutkan terjadi.
ketika dirasa segala semakin tidak mampu ku mengerti.
 

too hard to understand

Malam itu aku tidak lagi banyak berdoa, pada tangan yang menengadah seraya berkata
Tuhan ampuni aku..
bahwa sesungguhnya lelahku telah sampai pada bagian dimana aku hanya ingin berpasrah..
melihat begitu banyaknya dosa yang pernah dan masih rasanya mungkin ini bahkan tidaklah cukup untuk menebusnya.. lantas aku tidak akan pernah berhak untuk berkata bahwa Kau lah yang tidak pernah adil.
hingga sekejap, kau kabulkan apa yang aku minta. Aku tidak pernah terlalu peduli apakah sesuatu yang ku minta adalah yang benar-benar aku inginkan. hingga segalanya terjadi, dan lagi-lagi aku berkata, 'ujian lagi?'
aku tidak pernah mampu memutuskan apa yang benar-benar aku inginkan?
hingga terkadang rasanya ingin sekali untuk mengkoreksi doa tadi malam.
Ah, Tuhan akan semakin bingung
mungkin ini adalah kesalahan dasar dari tidaknya aku memahami diri sendiri.
sehingga kemudian yang terjadi hanyalah penasaran yang mengakibatkan penyesalan.
jika ada yang mengetahui bagaimana cara untuk memahami diri sendiri, beritau aku...

Jumat, 02 Oktober 2015

Ke Pelukan Tuhan

air mata jatuh, mengalir perlahan
di pipi kanan dan kiri
hanya sekali.
aku berharap lebih
aku ingin menangis lebih banyak
menjerit dengan sangat kuat
apa yang terjadi pada hidupku?
mengapa terasa makin berat?

seketika tanpa belas kasihan
kenangan ada pada setiap pandangan
terasa nyata dan begitu menyakitkan

aku bukan bulan
yang ketika malam datang
muncul benderang

semua ucapan terlintas dengan sangat jelas
persahabatan.
cinta.
pengorbanan.
permainan.
penghinaan.
kehilangan.
sakit yang tak mau hilang.
malam yang selalu kelam.

aku mengiba pelan.
mengapa bisa tercipta manusia setega kalian?
jika ingin pergi. pergi sekalian.
tapi kau bawa segalanya bersamamu
jiwaku. tertinggal jiwaku sebagian.

hingga aku bukan lagi aku.

aku bisa saja menceritakan kepada seluruh dunia
tentang apa yang kau lakukan
aku bisa saja membalas dengan cacian
tapi aku tak mau
setan mengkritikku dengan girang

hari demi hari serupa siksaan
mengapa tidak mati sekalian?

aku kehabisan akal
sudah ku hitung berapa malam
menunggumu pulang
kau tak kunjung datang
hanya menyisakan kenyataan memilukan
luka yang tak mau hilang
aku harus bagaimana Tuhan?
siksaan ini terasa semakin mencekam

aku kehabisan akal
sudah ku hitung berapa malam
menjelang lampu padam
menunggumu pulang

ke pelukan Tuhan.

Senin, 28 September 2015

Dimana kau, senja?

Senja tidak lagi seperti dulu. Mungkin, aku tidak bgitu tau
Apa yang terjadi dalam hidupnya semenjak hari terakhir kami bertemu. Stasiun kereta api.
Beribu pelukan dan satu perpisahan.

Aku tau dari beberapa postingan nya di media sosial. Ku tangkap dia memang sedang menderita.
Entah kecewa atau terluka. Aku tak tau pasti dan tak mampu untuk sekali saja bertanya. Hanya menerka-nerka. Hingga kemudian tak ku lihat lagi postingannya di media apapun.
Matanya tak lagi teduh ku dengar dari beberapa kenalan. Muram. Kenapa kau gerangan?

Perpisahan memang selalu menyakitkan bukan?
Aku tidak pernah menyangka, kereta itu telah membawaku terlalu jauh darimu.
Entah siapa yang semakin menghindar?
Hanya saja kau tak pernah lagi membalas pesanku. Kemana kau gerangan?
Tak rindukah kau pada senduku, senja?

Aku menyesal.
Jika saja, aku membuatmu menjadi tak biasa. Tapi, aku butuh untuk kau bicara.
Katakan bagimana cara untuk mengembalikan kita pada
Kebersamaan yang sulit sekali rasanya jika pada akhirnya harus ku sebut
Dengan kata kenangan
Atau setidaknya beritau aku bagaimana kau begitu mudah menghilang?

Sesuatu berlarian di dalam otak ku senja,
Tapi aku tak tau pasti apa itu. Mungkin kau bisa menjelaskannya?
Seperti biasa, ketika tak ada lagi yang mampu aku mengerti.
Kau selalu punya jawaban dari semua pertanyaan tak masuk akal yang ku karang.

Ada yang mencoba menarik dan merampas alam sadarku, senja..
Apakah aku akan mati?
Tolong aku senja, mungkin sebentar lagi aku kehabisan kata
Dan lebih dalam terjerumus pada imajinasi yang tak mampu aku kendalikan.
Apakah aku akan gila, senja?

Jumat, 11 September 2015

Tuhan Murka

kita,
menjadi sebuah kebiasaan
yang kita namai cinta
berakhir dengan kegagalan
yang kita amini
sebagai dosa
begitulah kita berlalu
mengukir begitu banyak kenangan
berharap di hapus waktu
ketika mimpi tak lagi satu

kita.
bukan lagi kekasih
yang selalu kita banggakan
tidak lagi menjadi penting
untuk diperjuangkan

kita.
pernah diam-diam saling dekap
membangun mimpi
hanya untuk kita berdua
membayangkan hidup tidak
akan menyenangkan jika
tidak bergandeng tangan

mereka benci kita
Tuhan lebih lagi

kita.
tidak peduli
pura-pura tuli

tau apa mereka?

bahagia. kita yang punya
mereka hanya iri.

pada akhirnya, Tuhan murka.
Dia ambil segala yang kita punya
tanpa sisa

kita.
terang-terangan saling benci
begitu terbuka untuk memaki

betapa kebersamaan yang sia-sia
betapa segala janji yang masih kita ingat
tidak lagi penting untuk ditepati.

little story

dalam diam menangis dalam kebisuan,berpaling pada kepalsuan
kau kira semua kekal padahal hanya tipuan, menjerit berteriak pada Tuhan
aku tak ingin sendirian, tak ingin berbagi hanya pada bintang yg tak mungkin menyahut atau pada bulan setengah yg bisu



Lagi lagi siska menangis, ia pergi keluar rumah mencari udara segar. Di luar sana angga menunggunya, siska mempercepat langkah kakinya ia tak sabar ingin segera bercerita pada kekasihnya itu, ''aku bertengkar lagi dg nya'' segera setelah mereka bertemu ''jika saja aku dulu bukan seorang keji'' sahut angga ''aku yg salah krn tak prnh bsa memberi alasan mendetail kpd mrka knp aku mncntaimu''
beberapa hari setelahnya keadaan tak jg membaik,bahkan aku tak merasa nyaman d rmhku sndiri (siska bicara dlm hati) bertemu teman2 aku malah semakin merasa gila!
harus ada yg kau pilih siska, begitu kata seorang yg prnh ia mintai pendapat. Tidak!aku memang seorang egois aku ingin keduanya berjalan beriringan


''aku begitu mencintaimu hari ini bahkan mungkin besok dan selamanya''
''aku bahkan lebih lagi siska''
''tapi bukan hanya kau yg aku cintai tapi juga dia, mereka'' tangis siska pecah lagi..
''maafkan aku'' nyaris tak trdengar


beberapa hal tidak bisa berjalan beriringan,



di sinilah siska sekarang, seorang diri terduduk memandang matahari tenggelam di sebrang lautan dg pandangan kosong, 3 sim card tergeletak patah di sebelah kakinya.

mati.rasa

apa itu cinta?
telah habis segala daya upaya
hingga kini
aku mati rasa

pernah ku beri seluruh jiwa
semampu raga menjaga segala
yang ada
begitu tiada
tak ada
yang tersisa
luka?
tak ada lagi rasa
hanya sia-sia

aku kalah. lemah
tak tau harus berbuat apa?
hanya pasrah.
berharap segera saja.

Selasa, 21 April 2015

Pada diam mu

And its happening...
Bener adanyanya kalo seringkali kata-kata adalah doa. Makanya orang tua suka melarang kita untuk ga ngomong sembarangan.
Beberapa bulan ke belakang, kamu selalu bilang.
"Suatu saat nanti kalo kamu mau ketemu aku, aku bakal bilang aku sibuk. Mungkin aku udah males sama kamu"
Dan kejadian..
Beberapa hari yang lalu kamu cuma bilang sorry next time aja ya, waktu aku ajak ketemu.
Emang bener! Ditolak sama sahabat sendiri itu lebih pedih daripada ditolak gebetan.
Terus aja dalam hati aku bertanya kaya orang bego. Antara kesel dan bingung..
Aku melakukan dosa seperti apa? Sampe kamu menolak dengan sadis.
Mungkin pelan-pelan kamu berniat menghukum aku yang masih bertanya, salahku dimana ini
Dengan ke misterius an kamu. Apa aku yg ga peka?
Serius deh. Mending berantem sekalian daripada ga tau apa-apa di diemin.
Mau mikirin sampe akhir hayat tapi kehidupan ga bisa di ajak kompromi.
Kamu diem atau engga, aku tetep butuh makan.
Ayo berdamai. Tapi kamu seperti sudah membentengi diri untuk menghindar
Aku salah apa?
Aku salah apa?
Aku salah apa?

Sampai akhirnya baiklah..
Aku menyerah pada diam mu.

Jumat, 10 April 2015

Kisah

Ini adalah kisah tentang cinta. Tentang kebersamaan kita.
Mungkin kamu tau alasan ku menuliskan semua tentang kita, hanya karena aku mudah lupa.
Bukan untuk kamu atau orang lain baca, ini untuk aku sendiri. Rasanya sayang sekali jika suatu saat aku mulai sedikit demi sedikit melupakan semua kebersamaan kita. Maka nanti akan kubuka dan kubaca berulang kali sambil membawa kenangan kita kembali. Kenangan. Terkadang aku tidak rela menyebut semua kebersamaan kita dengan kata kenangan. Rasanya baru kemarin kamu menyanyikan sebuah lagu untuk ku. Rasanya baru kemarin kamu tertawa di telingaku mendengar cerita keanehanku. Sayang.. Aku rindu. Maafkan jika aku masih saja menitikan air mata jika semua lagi-lagi sesuatu yang berhubungan dengan kamu. Kadang aku merasa iri dengan kebahagiaan yang kamu rasakan sekarang. Bukan karena aku tak ingin kamu bahagia. Hanya saja sekarang aku harus memahami bahwa aku bukan lagi alasan kamu berbahagia.
Baiklah, sungguh kamu tidak perlu merasa terganggu dengan tulisan ku ini karena aku tidak menulis untukmu. Melainkan hanya untuk diriku sendiri.


Pada perjalanan menuju sepi

Jika saja aku mempunyai kekuatan yang lebih,
Ingin sekali rasanya hari ini aku menukar tiket kereta yang sudah ada di tangan
Dengan tujuan kota lain
Jika saja aku bisa menjadi orang yang sekali-kali suka menikmati hidup
Jika saja aku bisa sedikit nakal untuk meninggalkan tanggung jawab
Aku ingin sekali pergi.
Pergi ke tempat yang jauh.
Tapi kenyataannya,
Disinilah aku sekarang.
Duduk manis diatas kereta api tujuan jakarta
Menikmati perjalanan dengan kesepian yang semakin lama semakin dalam
Entah mengapa?
Sebelumnya aku tidak pernah merasa sesepi ini
Sehingga mempertanyakan apa sebenarnya aku bahagia sekarang?
Apa sudah semampu mungkin aku berusaha?
Sepi.
Hanya itu yang aku rasa

Minggu, 15 Maret 2015

ini

Untuk memulai sesuatu yg baik emang butuh perjuangan dan ga gampang.. begitu mau memulai disitu pasti ada ujiannya. Kadang kita pikir mungkin Tuhan ingin kita menyerah saja. Tapi ternyata Tuhan ingin segala yg kita rencanakan segala yg kita mau tidak dengan gampang kita dapatkan. Tuhan ingin lihat seberapa jauh usaha kita untuk menuju perubahan apalagi ke arah yg lebih baik. Dengan sok bijak gue bilang ga selalu ada pelangi setelah hujan reda sedetik kemudian gue nangis sambil bilang, gue selalu meyakini diri gue kalo smuanya bakal baik2 aja tapi seringkali kenyataannya tidak and bla bla bla lainnya. Gambaran keputusasaan.. kemudian gue mulai berusaha mengingat apa doa gue semalam sebelum gue mempertanyakan keadilan Tuhan saat ini.

Selasa, 10 Maret 2015

dengar

aku pernah bertemu dengan seorang pria.
dia merasa dirinya sudah mapan, sehingga berhak untuk memilih
aku mendengarkan
dia berkeluh kesah mengenai pacarnya
katanya pacarnya tidak memenuhi kriteria sebenarnya yang ia cari
aku mendengarkan
dia berkata, ingin mencari yang lebih baik.. seperti aku misalnya
aku mendengarkan
dia selalu menyombongkan apa yang ia punya
apa yang sudah ia raih hingga saat ini
aku mendengarkan
dia berlaku seolah-olah
dia adalah yang laki-laki yang paling baik
yang pernah aku temui
aku masih mendengarkan
dia bertindak seolah-olah tengah menguji aku
apakah aku adalah perempuan yang ia cari..
aku membiarkan
dia mulai bertindak seolah dia adalah orang yang paling aku sukai di dunia
aku mulai tertawa
dia berkata seolah aku akan sakit hati jika tidak menuruti apa yang dia mau
aku makin tertawa
dia adalah lelaki paling konyol
yang pernah aku tau

Kamis, 05 Maret 2015

kt

kita pernah sembunyi-sembunyi untuk bertemu
kita pernah berpura-pura tidak menjalin hubungan
kita pernah pelan-pelan saling mendekap
sedikit-sedikit menumbuhkan rasa nyaman
membangun hidup untuk kita sendiri
banyak yang sudah kita korbankan
untuk hidup yang kita anggap lebih baik
jika dijalani berdua
lebih dari sekedar tangis telah kita lalui
lebih dari sekedar perih mampu kita lewati
tapi waktu
mengubah segalanya
kita bosan untuk berjuang
mungkin
kita terbiasa untuk saling menghindar
kita bukan lagi pasangan terbaik yang pernah kita bilang
bukan lagi kekasih yang selalu kita banggakan
kemudian
kita terang-terang an untuk membenci
begitu terbuka saling memaki
seperti tak pernah ada hati
seperti tak pernah berbagi

salahku, membiarkan hati mengikuti kemanapun kamu pergi
membiarkanmu bermain terlalu jauh dengan fantasi ku
sehingga mampu ku percaya semua karangan yang kamu lekatkan
terlalu dalam di otakku
sehingga lumpuh segala indera ku
hingga aku tak mampu kemana-mana
bahkan aku sudah mati
mati yang tidak lebih baik dari mati itu sendiri

10

di tengah-tengah lupa.
aku mengingatmu.
ingat semua tentang kita.
ini lucu
aku ingat setiap langkah, setiap tingkah, bahkan setiap kata yang kamu ucapkan
ingat betapa semua orang mengatakan kamu brengsek
ingat betapa kamu adalah satu-satunya pria brengsek
yang tidak pernah melukai hatiku
ingat setiap tetes air mata penuh amarah
setiap caci penuh luka
keluar begitu saja
ketika aku mempermainkan rasamu
karena mereka
kini, percayalah.
tidak ada satupun dari mereka lebih baik dari kamu
percayalah, bahwa
aku pernah begitu menyesal melepasmu
pecayalah, bahwa
semua doamu menjadi siksaan
pada hidupku kini
ada harga yang harus dibayar
karena sikapku padamu
entah sampai kapan
kunikmati balasan atas ulahku merobek hati
yang luar biasa sepertimu
hingga ku pilih cinta yang bukan kamu
hingga ku terpenjara dalam suatu hubungan yang bukan dengan kamu
hingga ku rasakan sakit sepertimu
mungkin saja ini belum seberapa
dibanding luka yang pernah kuhadiahi untukmu
aku memang keterlaluan
lebih dari kejam
aku pantas berada disini
menikmati balasan demi balasan atas apa yang pernah aku pilih
ampuni aku...
biar Tuhan ampuni aku
biar lepas segala resah
biar mampu kujalani hidup
biar mampu aku berlari
setidaknya, beritau aku..
bagaimana kamu mampu jalani hidup tanpaku
bagaimana kamu mampu melanjutkan hidup setelah
ku robek hatimu begitu saja
biar aku mampu jalani hidup tanpa dia

jika sekali saja mampu ku putar waktu
aku akan lebih memilih orang brengsek sepertimu

pura-pura

baiklah, pergi saja
pura-pura saja
kita memang tidak pernah bersama
pura-pura saja
kita memang tidak seirama
hingga akhirnya kau tau
kita memang ditakdirkan untuk bersama!

syukur

akan ada saat,
dimana kamu berhenti berlari
untik sekedar menyadari bahwa, ternyata
kamu tidak menemukan apa-apa
padahal bisa jadi, yang selalu kamu cari
adalah apa yang sudah kamu miliki
terkadang kita butuh, hanya untuk sekedar menyadari
bahwa segala yang ada memang sepantasnya untuk disyukuri
karena Tuhan tidak akan memberikan
apa yang kita mau
melainkan apa yang kita butuhkan

Rabu, 25 Februari 2015

rumah

kamu bilang kita ini satu.
tidak bisa pergi tanpa menghancurkan yang lain
kamu membuat segala ketidakmungkinan terasa ringan
kamu mengajariku bagaimana cara mengarang dunia yang kita inginkan
membangun masa depan yang ada hanya kamu dan aku.
kepedihan mampu kita lalui
benarkan, lebih dari segala kepedihan pernah sanggup kita lewati
kita adalah rumah.
seberapa jauh kamu dan aku melangkah menjauh
pada akhirnya akan kembali pada kita
tapi kini, mungkin kamu telah terlalu jauh berada dari rumah
hingga kamu lupa jalan untuk kembali
aku masih berada pada rumah
menunggu mu tanpa mencari
hanya itu..
aku takut, jika saja mencarimu
terlupa jalan pulang sepertimu
ingatkah kamu pada kopi yang kita biasa nikmati berdua tepat di beranda?
seperti biasa selalu kusajikan
jika saja kamu tiba-tiba kembali untuk menyuruhku membuatkan segelas.
padahal kamu tau aku tak pandai membuat kopi. selalu kebanyakan air. katamu.
kemudian kamu memelukku sambil berkata maaf.
tidak. aku tidak butuh kata maaf ataupun janji-janjimu seperti biasa
yang selalu saja kau jadikan alasan kepergianmu terlalu lama
aku hanya butuh rebah
di dadamu. aku lelah terlalu lama menantimu.
kusinggahi beberapa hati sembari menanti yang tak kunjung kembali
tapi aku selalu melangkah gontai kembali ke rumah.
tanpa kamu.
rumah ini rindu kita sayang, tak bisakah kau rasakan dari sana?
dari tempatmu berada kini.
tak sampaikah angin yang selalu menyapa mu tiap dini hari, menyebut kerinduanku?
mungkin saja dia lupa menyampaikan pesan rinduku
agar segera kamu kembali ke rumah

baiklah jika kamu tak mau kembali
tapi jangan paksa aku pergi
aku akan merawat rumah ini sendirian
baiklah jika kamu tidak mau kembali
tapi jangan paksa aku untuk berhenti minum kopi
baiklah jika kamu benar-benar tidak ingin menemuiku lagi
tapi jangan paksa aku merobek lembar demi lembar harapan yang tersisa
meski yang tersisa hanyalah luka.

Minggu, 22 Februari 2015

asp

perutku sudah dipenuhi dengan asap.
entah kapan aku akan berhenti?
serupa dengan pertanyaan, jika saja rasa rinduku padamu tak pernah berhenti?
jika saja aku tak mampu memberi cinta yang pernah ku beri padamu pada yang lain
itu saja yang masih berputar di otak ku hingga saat ini
aku tak mampu memikirkan satu saja solusi untuk hal ini
bagaimana jika akhirnya aku tetap begini, merindukan kamu dalam setiap jeda waktu
jeda?
waktu ku selalu penuh dengan jeda
artinya selama itulah aku selalu merindukanmu
aku tidak bisa sepertimu,
pergi dengan yang lain untuk melupakanku
berhenti mencintai seseorang yang selalu hadir dalam tidur yang tak pernah panjang

ah..sumpah mati aku rindukanmu.

Kamis, 19 Februari 2015

p4

benar adanya
aku terjebak dalam perasaanku sendiri
kemungkinan yang ku karang sendiri
harapan yang ku bangun sendiri
kepedihan yang memang sangat kunikmati sendiri
penantian yang ku ingini sendiri
yang tidak mungkin ada
hari kembalinya kamu disisi

p2

aku telah mempermalukan diriku sendiri
dihadapan mu, masa lalu, mereka, dan dunia
betapa ria yang percuma
tangis yang sia-sia
hanya untuk melihat bahagiamu
betapa aku terluka. sendiri
aku tidak pernah melihat mu sebahagia ini
cinta itu telah berhenti. aku harus mampu.
entah bagian mana salahku sehingga harus aku sendiri yang menanggung semua ini
mengapa harus aku saja? sementara kau tidak?
bagian mana yang Tuhan sebut adil?
mengapa hanya aku yang menanggung sepi?
mengapa hanya aku yang terus menangisi kamu?
mengapa hanya aku?
mengapa semua tertawa padaku?
seolah aku lah si kasihan yang menyedihkan
yang meratapi kebahagiaanmu?
mana yang adil?

p1

mungkin kamu memang selalu benar.
seperti kadang, aku rindu. rasa nyaman yang menghancurkanku perlahan.

tidak ada yang seperti kamu
tidak ada yang mampu menggantikan kamu
tidak ada yang mampu memegang tanganku melewati semua ini
kehampaan ini

terlalu jauh aku melangkah
ketika ku sadari, aku tidak menemukan apa-apa

mungkin kamu tak kan pernah tau bagaimana rasanya sangat merindu tapi tak bisa melakukan apa-apa.
tidak mau melakukan sesuatu untuk memuaskan rasa sakit dari rindu itu sendiri
pahami saja bahwa memang benar,
aku tertinggal. tak mampu mengejarmu,.

Sabtu, 31 Januari 2015

pulang

segera sesaat ketika menyadari bahwa aku bukanlah tempatmu pulang
persinggahan ketika kau sedang bosan
ketika kau merasa tak ada yang benar dengan hubungan kalian
tapi pada akhirnya, yang nyata selalu menang
aku tak terbiasa untuk berjuang
berjuang yang dijadikan sebagai pilihan
aku hanya ketakutan jika saja nantinya bukan aku yang kau pilih untuk merebahkan segala lelah
maka aku menyerah.

ku fikir aku hanya takut jika saja aku terlalu menikmati kebersamaan yang kita ciptakan
aku takut jika saja aku enggan melihat kalian

entah mengapa aku berada di tempat yang aku benci.
teman. perselingkuhan. apa ini namanya?

pulang saja kau segera.

Jumat, 09 Januari 2015

sementara

akan tiba suatu hari
dimana senyum sudah sangat mengembang di wajahku, ketika mengingat segala kedukaan tentang mu dan tentang mereka yang pergi tak lagi menjadi sesuatu yang menyesakkan dada
tak lagi menjadi detik dimana aku ingin pergi entah kemana..
aku meyakini suatu hal yang mungkin saja terjadi seperti orang pada umumnya..
menyebuhkan luka dengan waktu. dengan orang yang baru
hingga saat itu tiba, biarlah saja kunikmati tiap perih yang selalu diam-diam menyiksa
maka untuk kalian yang pernah mengisi dan kini pergi, terima kasih untuk tiap lembar harapan, untuk tiap mimpi yang pernah kita tulis di banyaknya kertas dan kemudian kita robek sendiri.
untuk setiap jari yang pernah saling menggenggam kemudian terlepas
untuk setiap janji yang kemudian kita ingat tapi tak begitu lagi penting untuk ditepati
untuk segala kesia-siaan dalam hidupdan untuk segala kesukaan baru dan mimpi yang tengah kita bangun masing-masing kini. semoga segala yang terbaik untuk kita.
Tuhan mungkin saja akan mempertemukan kita di tempat kita telah berbahagia dengan mimpi yang kita bangun sendiri-sendiri
sampai waktu itu datang, kita tidak akan pernah tau apa yang telah Tuhan siapkan
sesungguhnya aku sunnguh letih jika saja harus memulai segala sesuatu dengan cara yang baru dengan orang yang baru dan dengan usaha yang baru.
biarlah kuikuti arus kehidupan ini begitu saja. tanpa banyak tanya.
bukankah tawa dan duka memang akan selalu hadir untuk melengkapi kisah hidup yang hanya sementara?



dengan penuh luka yang tanpa tanya.
DRP.

Jumat, 02 Januari 2015

duka

Seringkali kita meyakini hal-hal yang salah, bahkan mengamini apa yang sesungguhnya tidak benar.
sudah terlalu lama aku terkubur dalam sepi
merawat luka dengan sangat baik, menjauhi setiap bentuk kasih
Menghindari apa itu yg mereka sebut sayang dan peduli
aku yakin aku bisa sendiri
Aku akan menjaga hatiku dengan usahaku sendiri
aku tak mau mencintai hingga jatuh lagi
karena aku tak pernah tau manakah yang paling tepat ataukah hanya mendorongku ke lubang yang sama
yang selalu menyiksa ku setiap detik hingga saat ini
Aku sudah lama kehilangan segalanya.
termasuk kepercayaanku terhadap diriku sendiri.
aku tidak akan memaksa seseorang untuk tetap berada disini. Disisiku.
sudah letih rasanya merasakan banyak sekali kehilangan yang hanya menyisakan kenangan yang tiap detiknya hanya menghasilkan kedukaaan.